Rabu, 22 Mei 2013
ABG tetangga
Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi
penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera
disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong.
Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena
ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya. Anak tunggalku ikut ibunya.
Aku mencoba menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang.
Tetapi penisku tetap tak berkurang ereksinya. Malah sekarang terasa
berdenyut- denyut bagian pucuknya. "Wah gawat gawat nih. Nggak ada
sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian", gumamku.Aku
bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu
menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada
video klip musik barat agak seronok, penisku kembali berdenyut-denyut.
Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja. Tapi
cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa
ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat
kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya,
tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring- uringan tak karuan.
Soalnya dua hari sekali harus nancap. "Sekarang minta jatah..". Sambil
terus berusaha menenangkan diri, aku duduk- duduk di teras depan membaca
surat kabar pagi yang belum tersentuh.Tiba-tiba pintu pagar berbunyi
dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny
anak tetangga mendekat. "Selamat sore Om. Tante ada?""Sore.. Ooo Tantemu
pulang kampung sampai lusa. Ada apa?""Wah gimana ya..""Silakan duduk
dulu. Baru ngomong ada keperluan apa", kataku ramah.ABG berusia sekitar
lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursi kosong sebelahku. "Nah,
ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa bantu", tuturku sambil
menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu."Anu Om, Tante janji mau
minjemi majalah terbaru..""Majalah apa sich?", tanyaku. Mataku tak lepas
dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis
nih."Apa saja. Pokoknya yang terbaru"."Oke silakan masuk dan pilih
sendiri".Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak
ragu-ragu mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti. "Cari sendiri di rak
bawah televisi itu", kataku, kemudian membanting pantat di sofa.Renny
segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di
situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari
belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat
berisi. Bra-nya membayang di baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah
betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang
itu."Nggak ada Om. Ini lama semua", katanya menyentak lamunan
nakalku."Ngg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana" Selama
ini aku tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku.
Tetapi sekarang, ketika penisku uring- uringan tiba-tiba baru kusadari
anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku
mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan
berbisik di telingaku, " inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti
berdenyut- denyut. Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri?
Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan".Akhirnya
aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu berjongkok
membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci
pelan-pelan."Sudah ketemu Ren?" tanyaku."Belum Om", jawabnya tanpa
menoleh."Mau lihat CD bagus nggak?""CD apa Om?""Filmnya bagus kok. Ayo
duduk di sini."Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir
ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar."Film
apa sih Om?""Lihat saja. Pokoknya bagus", kataku sambil duduk di
sampingnya. Dia tetap tenang- tenang tak menaruh curiga."Ihh..",
jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang
bersetubuh."Bagus kan?""Ini kan film porno Om?!""Iya. Kamu suka kan?"Dia
terus ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha
memalingkan pandangannya.Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku
memeluk gadis itu dari belakang."Kamu ingin begituan nggak?" , bisikku
di telinganya."Jangan Om" , katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku
yang melingkari lehernya.Kucium sekilas tengkuknya. Dia
menggelinjang."Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak
lo..""Tapi.. tapi.. ah jangan Om." Dia menggeliat berusaha lepas dari
belitanku. Namun aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia
melenguh dan hendak memberontak."Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om
sudah pengalaman.."Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal
pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia
mengerang. Tampak birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya
kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar
lagi segera mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna
hitam."Ohh.. ahh.. jangan Om", erangnya sambil berusaha merapatkan kedua
kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian
kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal
kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi
bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. Tak menunggu lebih
lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku
mengaduk- aduk liangnya yang sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus
menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian
kakinya menjepit kepalaku, seolah- olah meminta dikerjai lebih dalam dan
lebih keras lagi.Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi
dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan
milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali
orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul
kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas- remas buah dadanya
yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat,
memilin, dan mencium putingnya yang kecil."Ahh.." keluh gadis itu.
Tangannya meremas- remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang
mungkin baru sekarang dia rasakan."Enak kan beginian?" tanyaku sambil
menatap wajahnya."Iii.. iya Om. Tapi..""Kamu pengin lebih enak
lagi?"Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya.
Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah.
Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus
hati- hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan.
Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya
kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya.
Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian
kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi
sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke dalam. Butuh waktu
lima menit lebih agar kepala penisku masuk seluruhnya. Nah istirahat
sebentar karena dia tampak menahan nyeri."Kalau sakit bilang ya", kataku
sambil mencium bibirnya sekilas. Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku
akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan
pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher penisku mulai masuk. "Auw..
sakit Om.." Renny menjerit tertahan. Aku berhenti sejenak menunggu liang
vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit
kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku
maju. Sampai akhirnya.. "Ouu..", dia menjerit lagi. Aku merasa penisku
menembus sesuatu. Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik
darah membasahi sprei.Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi
bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot
anak itu. "Ahh.. ohh.. asshh..", dia mengerang dan melenguh ketika aku
mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya
pun makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu.
Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke
pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku."Nggak sakit lagi
kan? Sekarang terasa enak kan?""Ouu enak sekali Om.." Sebenarnya aku
ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali
pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati.
Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.Sekitar satu jam aku menggoyang
tubuhnya habis-habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan
payudaranya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh
beruntung aku ini."Gimana? Betul enak seperti kata Om kan?" tanyaku
sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama- sama mencapai
klimaks."Tapi takut Om..""Nggak usah takut. Takut apa sih?""Hamil"Aku
ketawa. "Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil
dong" Kuelus- elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas
bisa meredakan adik kecilku."Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti
kita belajar berbagai gaya lewat CD"."Kalau ketahuan Tante gimana?""Ya
jangan sampai ketahuan dong" Beberapa saat kemudian birahiku bangkit
lagi. Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak
menjerit kesakitan lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan,
lenguhan, dan jeritannya. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar