Rabu, 22 Mei 2013
sheilla penjaga toko
Cerita ini berawal dari keisengan saya untuk selalu mencoba hal-hal yang
baru dan pengalaman baru. Suatu ketika seorang teman bernama Herry,
datang ke tempat kost dan bercerita mengenai petualangannya mencari
wanita penjaga toko. Karena saya merupakan tipe orang yang tidak mudah
percaya dengan omongan teman saya tersebut, maka saya mengajak teman
saya membuktikan omongannya. Jam 8.30 malam tepat, teman saya mengajak
pergi ke pertokoan di alun-alun Bandung. Karena perjalanan dari tempat
kami dari Buah Batu memerlukan waktu sekitar 30 menit, maka jam 9.00
tepat kami sudah sampai di pertokoan tersebut.Sesampainya di sana
toko-toko sudah mau tutup, dan kami memasuki salah satu toko serba ada
di sana. Langsung saja saya menuju counter pakaian, sambil berkeliling
pura-pura mau membeli pakaian. Kebetulan toko sudah sepi karena mau
tutup, dan pengunjungnya hanya beberapa orang. Mau cari baju apa Mas?
tanyanya. Waktu saya lihat ke arah suara tadi, ternyata wanita penjaga
counter yang mirip dengan bintang sinetron CT. Ini Mbak, mau cari jeans
ini yang nomor 32 ada nggak ya? tanyaku. Si Mbak pun mencarikan jeans
yang saya maksud. Karena letaknya di bagian bawah, maka si Mbak mencari
dengan membungkukkan badan. Karena rok yang di pakai 10 cm di atas
lutut, maka paha mulusnya pun terpampang di depan saya. Wah gile bener
nih.. mulus banget. Pikiran saya jadi ngeres nggak karuan lihat
pemandangan di depan saya. Yang ini Mas?, tanyanya. Oh.. ya.., jawabku.
Lalu si Mbak pun menuliskan bon untuk dikasihkan ke kasir.Mmm.. Mbak..
boleh tahu namanya? tanyaku mengawali pembicaraan. Sheilla, katanya.
Denny, kataku sambil mengulurkan tanganku. Ini Mas bonnya, katanya.
Makasih, mmh.. Mbak pulang jam berapa? tanyaku. Ntar jam 9.30, jawabnya.
Ada yang nganter? tanyaku lagi. Mas mau nganter? tanya dia menantang.
Wah, kalau situ mau ya bolehlah, jawabku mantap.Tak lama kemudian ada
pengumuman bahwa toko mau tutup, dan saya pun membayar barang belanjaan,
dan menunggu bersama teman saya di luar di depan pintu tempat karyawan
toko keluar. Tak lama kemudian terlihatlah Sheilla menuju ke arahku.
Kelamaan nunggunya ya Den? tanyanya. Wah, kalau nunggu wanita secakep
Sheilla sih rasanya sangat lama, kataku. Ah bisa aja kamu.. kata Sheilla
sambil nyubit pinggangku. Kami bertiga pun meninggalkan toko tersebut.
Emang Sheilla rumahnya di mana? tanyaku. Saya di Jalan S, katanya. Oohh,
okelah! jawabku.Kami pun menuju tempat parkir dan saya starter Katana
tahun 90-an yang sudah menemani saya selama 5 tahun ini. Denn, saya
turunin di sini Den.. kata Herry saat mobil melewati panti pijat di
Jalan S. Dan mobil pun kuhentikan, Herry turun langsung masuk ke panti
pijat. Wah ini anak memang gila beneran. Itu sudah deket kok Den, tempat
kost Sheilla, katanya. Yah kiri, di situ. katanya lagi.Kami pun turun,
saat di tempat kos penghuninya sudah tidur semua, tapi karena Sheilla
memiliki kunci sendiri, kami pun tak ada kesulitan untuk masuk. silakan
duduk dulu Den! katanya. Dan Sheilla pun pergi ke dapur membuat minuman.
Kamar Sheilla ukurannya 3 X 4 meter, di dalamnya hanya ada televisi,
VCD, sama kursi. Meja dan tempat tidur. Tempat tidurnya diletakkan di
bawah di atas karpet. Kubuka 2 koleksi VCD-nya, wah ini ada VCD xx-nya.
Pas saya lihat 2 VCD, dia pun masuk dengan membawakan segelas STMJ dan
memakai kaos street dan celana pendek.Wah, semakin kelihatan seksi nih
anak, pikirku.Nih diminum Den, biar anget, katanya. Shell.. kamu suka ya
lihat film-film macem ginian? tanyaku. Ah nggak juga, cuma buat nonton
kalau lagi butuh. katanya. Butuh apaan? tanyaku berlagak bodoh. Yah,
butuh itu tuh.. katanya sambil tertawa. Eh, saya mau nonton yah..
kataku. Yah silakan, asal nggak terpengaruh loh ya! resiko ditanggung
sendiri, katanya sambil tersenyum genit.Aku pun mulai menyalakan VCD dan
menontonnya. Disitu diperlihatkan seorang wanita yang diikat tangan
kakinya di ranjang dan ditutup matanya, disetubuhi oleh lelaki dengan
nafsunya. Ahh.. no.. no.. uhshh.. jerit wanita tersebut sambil
menggoyang-goyangkan pinggulnya. Eh Den, kalau yang itu saya juga belum
liat tuh, kata Sheilla. Kemudian Sheilla pun duduk di samping saya.
Terlihat lagi kemudian ikatan tali itu dilepas, dan si wanita
menungging, dan si lelaki berdiri di belakangnya, dan mulai
menyetubuhinya dengan gaya anjing. Ohh.. yess.. ahh.. ahh.. yess..
yess.. jerit wanita tersebut.Sheilla duduk semakin mendekat ke tubuhku
saat menonton adegan tersebut, dan dadanya malah digesekkan ke lenganku.
Wah, kayaknya dia terangsang nih, pikir saya. Kemudian adegan pun
semakin seru, si wanita menggoyang maju mundurkan pantatnya mengimbangi
laju kemaluan laki-laki tersebut ke dalam ke kemaluannya. Oohh baby,
yess.. ahhk, jerit wanita tersebut dan Sheilla pun semakin menggesekkan
dadanya ke lenganku dan akhirnya saya beranikan diri untuk memegang
dadanya, dan ternyata Sheilla diam saja sambil terus memperhatikan
gambar. Saya semakin berani dengan mencium bibirnya, yang dibalas dengan
ciuman pula oleh Sheilla.Akhirnya saya dan Sheilla pun terlibat dalam
acara pagut memagut yang sangat seru. Lidah kami saling melilit satu
sama lain. Kemudian Sheilla melepaskan kaos streetnya. Saat kaos sampai
di kepalanya dan matanya masih tertutup kaos tersebut, saya menciumi
bibirnya dengan ganas, Mmm, dan dibalas dengan ganas pula oleh Sheilla.
Akhirnya saya turun ke bawah menciumi lehernya yang panjang dan agak
melengkung ke depan berbentuk seperti kuda. Kata orang sih wanita dengan
bentuk leher seperti ini nafsunya besar.Kemudian Sheila pun mendesah,
Oohh.. shh.. shh, dan kemudian saya buka kaitan branya dengan gigi saya
dan terpampang di depan mata saya gundukan gunung kembar berbentuk
kerucut dengan puncaknya berwarna merah muda. Langsung saya jilati dari
lembah gunung kembar tersebut terus menuju ke puncaknya. Aakhh.. okhh..
Denn.. shh.. jangann.. jangan Den.. jangan.. jangan hentikan Den.. hanya
kata itu yang keluar dari bibir Sheilla. Wah gila juga nih cewek, masih
sempat bercanda dalam kenikmatan. Tak lama kemudian ujung gunung kembar itupun berubah menjadi keras seperti
penghapus pensil dan semakin keras saja. Selanjutnya habis mengerjakan
tugas di puncak gunung, saya turun sedikit menuju lembah dan tepat di
atas pusar saya jilati lagi. Terus saya berhenti.Aahh.. shh.. loh.. sshh
kok berhenti? sshh, tanya Sheila. Shell kamu punya susu kental manis
nggak? tanya saya. Loh kan udah ada susu kenyal nikmat, katanya. Beneran
nih Shell, kata saya. Tuh di atas meja, katanya sambil menunjuk ke
meja. Langsung saja saya ambil dan saya bawa menuju ke Sheilla. Wah mau
diapain Den? tanyanya. Biar lebih manis, kata saya sambil mengoleskan
susu kental tersebut ke daerah di sekitar pusar Sheilla, dan
menjilatinya. Wah tubuhmu memang lezat pakai susu ini Sheilla, mmh..
slurpp, kata saya sambil menjilat dan menghisap-hisap tubuhnya. Ahh..
shh.. ukhh.. ss.. desah Sheila.Kemudian saya mulai membuka celana pendek
Sheilla dan membuka celana dalam warna kremnya. Dan setelah seluruh
susu kental di tubuh Sheilla habis, saya langsung turun ke daerah
selangkangan Sheilla. Posisi Sheilla sekarang tidur di sofa dengan kaki
mengangkang membentuk huruf M dan saya duduk di bawah dan menjilati
pangkal pahanya. Mmm.. mm.. slurpp.. mmh.. saya jilati seluruh permukaan
rambut di daerah segitiga terlarang tersebut di situ tumbuh dengan
lebatnya rambut-rambut halus bagaikan hutan tropis Kalimantan sebelum
kebakaran. Kujilati hingga rambut di situ basah semua, dan kemudian saya
menuju ke bibir-bibir kemaluan Sheilla. Kujilati bibir-bibir indah
tersebut dengan ganasnya, Okhh.. akkhh.. yess.. Denn.. ahh.. desah
Sheilla sambil mengangkat pinggulnya.Kemudian kusingkap kedua bibir
untuk mengetahui rahasia di dalam kemaluannya. Terlihat dengan jelas
tonjolan daging yang ada di dalamnya dan kujilati dengan lidahku. Ohh..
di situu terus Den.. akhh.. oukhh.. akk, jerit Sheilla saat saya jilati
daging, yang biasa disebut klitoris.Setelah menjilati daging tersebut,
kumasukkan tanganku ke dalamnya terasa ada yang menyedot jariku. dan
kugesek-gesekkan jari-jariku ke dalam kemaluan Sheilla dan terasa daging
yang bergelombang-gelombang di dalamnya. Mungkin ini yang disebut
G-spot pikir saya. Langsung saja saya korek-korek daerah situ. Sheilla
pun semakin tak terkendali, Aahh.. sshh.. ohkk.. uhh.. yess, Dennyy..
teruss.. ahkkh.. jeritnya semakin nggak jelas. Saya semakin memperbesar
frekuensi mengobrak-abrik daerah tersebut, yang makin lama terasa
semakin basah dan semakin menyedot-nyedot jariku. Tak lama kemudian,
Ohh.. Dennyy.. shh.. akkhh.. jerit Sheilla mengejang tanda mencapai
klimaks, dan jariku di dalamnya pun semakin basah oleh semburan air dari
dalam kemaluannya. Kemudian saya keluarkan tangan saya dari cengkeraman
kemaluannya dan menciumi Sheilla. Sudah puas sayang? tanya saya. Dia
pun tersenyum genit.Kemudian Sheilla saya rebahkan di karpet dan saya
ambil inisiatif 69 dan saya mulai menjilati kemaluan Sheilla. Den..
masih ngilu.. kamu aja yang saya jilatin deh! kata Sheilla. Saya
langsung duduk di sofa, dan Sheilla mulai menjilati kemaluan saya. Dia
jilat kantung kemaluan saya dengan nikmatnya sambil sekali-kali melirik
ke arah saya. Kemudian dia menjilati batangan saya yang 7 inchi
menyusuri jejak urat-urat yang menonjol di situ. Saya cuma bisa bilang,
Ahh.. ohh.. shh, saat dia menjilati batangan saya. Dia pun lalu mulai
menjilati kepala kemaluan saya yang seperti helm astronot sambil
memainkan lubangnya dengan lidah yang menari-nari di atasnya. kemaluan
saya pun semakin tegang saja, dan kemudian dia mulai memasukkan dan
mengeluarkan kemaluan saya di dalam mulutnya dengan frekuensi tinggi,
sehingga dengan gerak reflek saya maju mundurkan kemaluan saya sambil
memegangi rambutnya. Setelah hampir 6 menit berlalu sepertinya dia sudah
capai karena saya nggak keluar-keluar juga. Akhirnya dia pun
menghentikan aktifitasnya. Denn.. lama bener sih keluarnya, masukin ke
kemaluan aja ya biar cepet keluar! katanya.Kemudian Sheilla mengambil
sesuatu dari lemarinya. Ternyata dia mengambil kondom yang bentuknya
lucu seperti ikan lele, ada sungutnya. Dan memberikan ke saya. Nih Den
pake, biar saya nikmat dan tahan lama, katanya. Lalu saya memakaikan
kondom tersebut ke kemaluan saya, dan Sheilla sudah siap tempur dengan
tidur telentang dan kakinya membentuk huruf M. Langsung saya masukkan
kemaluan saya ke dalam kemaluan Sheilla. Wah, ternyata masih seret juga
nih lubangnya pikir saya. Dan dengan dorongan sedikit tenaga masuklah
batang saya ke dalam cengkraman kemaluannya. Saya dorong keluar masuk
kemaluan saya ke dalam kemaluannya. Aahh.. oohh.. shh.. akhh.. shh..
teruss.. Denn.. ahh.. desah Sheilla semakin tak beraturan. Kemudian saya
berhenti, kemaluan saya di dalam kemaluannya dan memainkannya seperti
orang sedang menahan air pipis. Ih.. kamu nakal.. Den.. dan Sheilla
ganti membalasnya dengan perlakuan seperti saya. Saat dia melakukan hal
tersebut, kemaluannya terasa menjepit-jepit seluruh batang kemaluan saya
secara periodik, dan membuat saya tak bisa mengendalikan diri.Kemudian
saya genjot lagi kemaluan saya dan menggesekkan sungut-sungut pada
kondom, sepertinya membuat sensasi tersendiri pada kemaluannya, Ahh..
oohh.. Denny.. sungut lelemu.. ohkss.. akk.. yes ahh.. ohkk...A jerit
Sheilla menikmati sungut lele dan dia pun menggoyangkan pinggulnya
semakin kuat dan berbunyi kecipak-cipak saat saya memasuk-keluarkan
kejantanan saya di dalam kewanitaan Sheilla yang makin basah.Setelah 15
menit kemudian Sheilla mendesah, Deny.. ouchh.. akuu.. mmaauu.. akh,
sampaii. Tak lama kemudian terasa tumpahan cairan dari kemaluan Sheilla
membuat batang kemaluan saya panas dan terasa ada yang menghisap-hisap
kemaluan saya yang membuat saya tak bisa mengendalikan diri, dan
keluarlah lahar panas dari kemaluan saya pada kantong kondom di dalam
kemaluan Sheilla. Kami berdua pun lemas dalam kenikmatan. Saya biarkan
kemaluan saya di dalam kemaluan Sheilla sampai hilang hisapan-hisapan
dari kemaluannya. Kemudian kukeluarkan kemaluan saya dan saya lepas
kondom dan saya berikan ke Sheilla. Nih, sumbangkan ke bank sperma, kata
saya. Dia pun tersenyum genit, dan pergi ke kamar mandi untuk membuang kondom tersebut. Kemudian
kami pun tertidur dengan tubuh tanpa busana sampai keesokan harinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar