Rabu, 22 Mei 2013
eha pembatu seksi
Bi Eha sudah cukup lama menjadi pembantu di rumah Tuan Hartono. Ini
merupakan tahun ketiga ia bekerja di sana. Bi Eha merasa kerasan karena
keluarga Tuan Hartono cukup baik memperlakukannya bahkan memberikan
lebih dari apa yang diharapkan oleh seorang pembantu. Bi Eha sadar akan
hal ini, terutama akan kebaikan Tuan Hartono, yang dianggapnya terlalu
berlebihan. Namun ia tak begitu memikirkannya. Sepanjang hidupnya
terjamin, iapun dapat menabung kelebihannya untuk jaminan hari tua.
Perkara kelakuan Tuan Hartono yang selalu minta dilayani jika kebetulan
istrinya tak ada di rumah, itu adalah perkara lain. Ia tak
memperdulikannya bahkan ikut menikmati pula. Walaupun orang kampung, Bi
Eha tergolong wanita yang menarik. Usianya tidak terlalu tua, sekitar 32
tahunan. Penampilannya tidak seperti perempuan desa. Ia pandai merawat
tubuhnya sehingga nampak masih sintal dan menggairahkan. Bahkan Tuan
Hartono sangat tergila-gila melihat kedua payudaranya yang montok dan
kenyal. Kulitnya agak gelap namun terawat bersih dan halus. Soal wajah
meski tidak tergolong cantik namun memiliki daya tarik tersendiri.
Sensual! Begitu kata Tuan hartono saat pertama kali mereka bercinta di
belakang dapur suatu ketika. Dalam usianya yang tidak tergolong muda
ini, Bi Eha aE" janda yang sudah lama ditinggal suami aE" masih memiliki
gairah yang tinggi karena ternyata selain berselingkuh dengan
majikannya, ia pernah bercinta pula dengan Kang Ujang, Satpam penjaga
rumah. Perselingkuhannya dengan Kang Ujang berawal ketika ia lama
ditinggalkan oleh Tuan Hartono yang sedang pergi ke luar negeri selama
sebulan penuh. Selama itu pula Bi Eha merasa kesepian, tak ada lelaki
yang mengisi kekosongannya. Apalagi di saat itu udara malam terasa
begitu menusuk tulang. Tak tahan oleh gairahnya yang meletup-letup, ia
nekat menggoda Satpam itu untuk diajak ke atas ranjangnya di kamar
belakang. Malam itu, Bi Eha kembali tak bisa tidur. Ia gelisah tak
menentu. Bergulingan di atas ranjang. Tubuhnya menggigil saking tak
tahannya menahan gelora gairah seksnya yang menggebu-gebu. Malam ini ia
tak mungkin menantikan kehadiran Tuan Hartono dalam pelukannya karena
istrinya ada di rumah. Perasaannya semakin gundah kala membayangkan saat
itu Tuan Hartono tengah menggauli istrinya. Ia bayangkan istrinya itu
pasti akan tersengal-sengal menghadapi gempuran Tuan Hartono yang
memiliki ’senjata’ dahsyat. Bayangan batang kontol
Tuan Hartono yang besar dan panjang itu serta keperkasaannya semakin
membuat Bi Eha nelangsa menahan nafsu syahwatnya sendiri. Sebenarnya
terpikir untuk memanggil Kang Ujang untuk menggantikannya namun ia tak
berani selama majikannya ada di rumah. Kalau ketahuan hancur sudah
akibatnya nasib mereka nantinya. Akhirnya Bi Eha hanya bisa mengeluh
sendiri di ranjang sampai tak terasa gairahnya terbawa tidur. Dalam
mimpinya Bi Eha merasakan gerayangan lembut ke sekujur tubuhnya. Ia
menggeliat penuh kenikmatan atas sentuhan jemari kekar milik Tuan
Hartono. Menggerayang melucuti kancing baju tidurnya hingga terbuka
lebar, mempertontonkan kedua buah dadanya yang mengkal padat berisi.
Tanpa sadar Bi Eha mengigau sambil membusungkan dadanya. Remas..
uugghh.. isep putingnya.. aduuhh enaknya.. Kedua tangan Bi Eha memegang
kepala itu dan membenamkannya ke dadanya. Tubuhnya menggeliat mengikuti
jilatan di kedua putingnya. Bi Eha terengah-engah saking menikmati
sedotan dan remasan di kedua payudaranya, sampai-sampai ia terbangun
dari mimpinya. Perlahan ia membuka kedua matanya sambil merasakan
mimpinya masih terasa meski sudah terbangun. Setelah matanya terbuka, ia
baru sadar bahwa ternyata ia tidak sedang mimpi. Ia menengok ke bawah
dan ternyata ada seseorang tengah menggumuli bukit kembarnya dengan
penuh nafsu. Ia mengira Tuan Hartono yang sedang mencumbuinya. Dalam
hati ia bersorak kegirangan sekaligus heran atas keberanian majikannya
ini meski sang istri ada di rumah. Apa tidak takut ketahuan. Tiba-tiba
ia sendiri yang merasa ketakutan. Bagaimana kalau istrinya datang? Bi
Eha langsung bangkit dan mendorong tubuh yang menindihnya dan hendak
mengingatkan Tuan Hartono akan situasi yang tidak memungkinkan ini.
Namun belum sempat ucapan keluar, ia melihat ternyata orang itu bukan
Tuan Hartono?! Yang lebih mengejutkannya lagi ternyata orang itu tidak
lain adalah Andre, putra tunggal majikannya yang masih berumur 15
tahunan!? Den Andre?! pekiknya sambil menahan suaranya.Den ngapain di
kamar Bibi? tanyanya lagi kebingungan melihat wajah Andre yang merah
padam. Mungkin karena birahi bercampur malu ketahuan kelakuan
nakalnya.Bi.. ngghh.. anu.. ma-maafin Andre.. katanya dengan suara
memelas. Kepalanya tertunduk tak berani menatap wajah Bi Eha.Tapi..
barusan nga.. ngapain? tanyanya lagi karena tak pernah menyangka anak
majikannya berani berbuat seperti itu padanya.Andre.. ngghh.. tadinya
mau minta tolong Bibi bikinin minuman.. katanya menjelaskan.Tapi waktu
liat Bibi lagi tidur sambil menggeliat-geliat. . ngghh.. Andre nggak
tahan.. katanya kemudian.Oohh.. Den Andre.. itu nggak boleh. Nanti kalau
ketahuan Papa Mama gimana? Tanya Bi Eha.Andre tahu itu salah.. tapi..
ngghh.. jawab Andre ragu-ragu.Tapi kenapa? Tanya Bi Eha penasaran Andre
pengen kayak Kang Ujang.. jawabnya kemudian. Kepala Bi Eha bagaikan
disamber geledek mendengar ucapan Andre. Berarti dia tahu perbuatannya
dengan Satpam itu, kata hatinya panik. Wah bagaimana ini? Kenapa Den
Andre pengen itu? tanyanya kemudian dengan lembut.Andre sering
ngebayangin Bibi.. juga.. ngghh.. anu..Anu apa? desak Bi Eha makin
penasaran.Andre suka ngintip.. Bibi lagi mandi, akunya sambil melirik ke
arah pakaian tidur Bi Eha yang sudah terbuka lebar. Andre melenguh
panjang menyaksikan bukit kembar montok yang menggantung tegak di dada
pengasuhnya itu. Bi Eha dengan refleks merapikan bajunya untuk menutupi
dadanya yang telanjang. Kurang ajar mata anak bau kencur ini, gerutu Bi
Eha dalam hati. Nggak jauh beda dengan Bapaknya.Boleh khan Bi? kata
Andre kemudian.Boleh apa? sentak Bi Eha mulai sewot.Boleh itu.. ngghh..
anu.. kayak tadi.. pinta Andre tanpa rasa bersalah seraya mendekati
kembali Bi Eha.Den Andre jangan kurang ajar begitu sama perempuan.., katanya
seraya mundur menjauhi anak itu. Nggak boleh!Kok Kang Ujang boleh? Nanti
Andre bilangin lho.. kata Andre mengancam.Eh jangan! Nggak boleh bilang
ke siapa-siapa. . kata Bi Eha panik.Kalau gitu boleh dong Andre? Kurang
ajar bener anak ini, berani-beraninya mengancam, makinya dalam hati.
Tapi bagaimana kalau ia bilang-bilang sama orang lain. Oh Jangan. Jangan
sampai! Bi Eha berpikir keras bagaimana caranya agar anak ini dapat
dikuasai agar tak cerita kepada yang lain. Bi Eha lalu tersenyum kepada
Andre seraya meraih tangannya.Den Andre mau pegang ini? katanya kemudian
sambil menaruh tangan Andre ke atas buah dadanya.Iya.. ii-iiya..,
katanya sambil menyeringai gembira. Andre meremas kedua bukit kembar
milik Bi Eha dengan bebas dan sepuas-puasnya. Gimana Den.. enak nggak?
Tanya Bi Eha sambil melirik wajah anak itu.Tampan juga anak ini, walau
masih ingusan tapi ia tetap seorang lelaki juga, pikir Bi Eha. Bukankah
tadi ia merindukan kehadiran seorang lelaki untuk memuaskan rasa dahaga
yang demikian menggelegak? Mungkin saja anak ini tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan, tetapi dari pada tidak sama sekali? Setelah berpikiran
seperti itu, Bi Eha menjadi penasaran. Ingin tahu bagaimana rasanya
bercinta dengan anak di bawah umur. Tentunya masih polos, lugu dan perlu
diajarkan. Mengingat ini hal Bi Eha jadi terangsang. Keinginannya untuk
bercinta semakin menggebu-gebu. Kalau saja lelaki ini adalah Tuan
Hartono, tentunya sudah ia terkam sejak tadi dan menggumuli batang
kontolnya untuk memuaskan nafsunya yang sudah ke ubun-ubun. Tapi tunggu
dulu. Ia masih anak-anak. Jangan sampai ia kaget dan malah akan
membuatnya ketakutan. Lalu ia biarkan Andre meremas-remas buah dadanya
sesuka hati. Dadanya sengaja dibusungkan agar anak ini dapat melihat
dengan jelas keindahan buah dadanya yang paling dibanggakan. Andre
mencoba memilin-milin putingnya sambil melirik ke wajah Bi Eha yang
nampak meringis seperti menahan sesuatu.Sakit Bi? tanyanya.Nggak Den.
Terus aja. Jangan berhenti. Ya begitu.. terus sambil diremas.. uugghh..
Andre mengikuti semua perintah Bi Eha. Ia menikmati sekali remasannya.
Begitu kenyal, montok dan oohh asyik sekali! Pikir Andre dalam hati.
Entah kenapa tiba-tiba ia ingin mencium buah dada itu dan mengemot
putingnya seperti ketika ia masih bayi. Bi Eha terperanjat akan
perubahan ini sekaligus senang karena meski sedotan itu tidak semahir
lelaki dewasa tapi cukup membuatnya terangsang hebat. Apalagi tangan
Andre satunya lagi sudah mulai berani mengelus-elus pahanya dan merambat
naik di balik baju tidurnya. Perasaan Bi Eha seraya melayang dengan
cumbuan ini. Ia sudah tak sabar menunggu gerayangan tangan Andre di
balik roknya segera sampai ke pangkal pahanya. Tapi nampaknya tidak
sampai-sampai. Akhirnya Bi Eha mendorong tangan itu menyusup lebih dalam
dan langsung menyentuh daerah paling sensitive. Bi Eha memang tak
pernah memakai pakaian dalam kalau sedang tidur. Tidak bebas, katanya.
Andre terperanjat begitu jemarinya menyentuh daerah yang terasa begitu
hangat dan lembab. Hampir saja ia menarik lagi tangannya kalau tidak
ditahan oleh Bi Eha.Nggak apa-apa.. pegang aja.. pelan-pelan. . ya..
terus.. begitu.. ya.. teruusshh.. uggh Den enaak! Andre semangat
mendengar erangan Bi Eha yang begitu merangsang. Sambil terus mengemot
puting susunya, jemarinya mulai berani mempermainkan bibir kemaluan Bi
Eha. Terasa hangat dan sedikit basah. Dicoba-cobanya menusuk celah di
antara bibir itu. Terdengar Bi Eha melenguh. Andre meneruskan
tusukannya. Cairan yang mulai rembes di daerah itu membuat jari Andre
mudah melesak ke dalam dan terus semakin dalam.Akhh.. Den masukin
terusshh.. ya begitu. Oohh Den Andre pinter! desah Bi Eha mulai meracau
ucapannya saking hebatnya rangsangan ke sekujur tubuhnya. Sambil terus
menyuruh Andre berbuat ini dan itu. Tangan Bi Eha mulai menggerayang ke
tubuh Andre. Pertama-tama ia lucuti pakaian atasnya kemudian melepaskan
ikat pinggangnnya dan langsung merogoh ke balik celana dalam anak
itu.Mmmpphh.., desah Bi Eha begitu merasakan batang kontol anak itu
sudah keras seperti baja. Ia melirik ke bawah dan melihat batang Andre
mengacung tegang sekali. Boleh juga anak ini. Meski tidak sebesar
bapaknya, tapi cukup besar untuk ukuran anak seumurnya. Tangan Bi Eha
mengocok perlahan batang itu. Andre melenguh keenakan.Oouhhgghh.. Bii..
uueeanaakkhh! pekik Andre perlahan. Bi Eha tersenyum senang melihatnya.
Anak ini semakin menggemaskan saja. Kepolosan dan keluguannya membuat
Bi Eha semakin terangsang dan tak tahan menghadapi emotan bibirnya di
puting susunya dan gerakan jemarinya di dalam liang mem*knya. Rasanya ia
tak kuat menahan desakan hebat dari dalam dirinya. Tubuhnya bergetar..
lalu.., Bi Eha merasakan semburan hangat dari dalam dirinya
berkali-kali. Ia sudah orgasme. Heran juga. Tak seperti biasanya ia
secepat itu mencapai puncak kenikmatan. Entah kenapa. Mungkin karena
dari tadi ia sudah terlanjur bernafsu ditambah pengalaman baru dengan
anak di bawah umur, telah membuatnya cepat orgasme. Andre terperangah
menyaksikan ekspresi wajah Bi Eha yang nampak begitu menikmatinya.
Guncangan tubuhnya membuat Andre menghentikan gerakannya. Ia terpesona
melihatnya. Ia takut malah membuat Bi Eha kesakitan.Bi? Bibi kenapa?
Nggak apa-apa khan? tanyanya demikian polos.Nggak sayang.. Bibi justru
sedang menikmati perbuatan Den Andre, demikian kata Bi Eha seraya
menciumi wajah tampan anak itu. Dengan penuh nafsu, bibir Andre dikulum,
dijilati sementara kedua tangannya menggerayang ke sekujur tubuh anak
muda ini. Andre senang melihat kegarangan Bi Eha. Ia balas menyerang
dengan meremas-remas kedua payudara pengasuhnya ini, lalu mempermainkan
putingnya.Aduh Den.. enak sekali. Den Andre pinter.. uugghh! erang Bi
Eha kenikmatan. Bi Eha benar-benar menyukai anak ini. Ia ingin
memberikan yang terbaik buat majikan mudanya ini. Ingin memberikan
kenikmatan yang tak akan pernah ia lupakan. Ia yakin Andre masih perjaka
tulen. Bi Eha semakin terangsang membayangkan nikmatnya semburan cairan
mani perjaka. Lalu ia mendorong tubuh Andre hingga telentang lurus di
ranjang dan mulai menciuminya dari atas hingga bawah. Lidahnya
menyapu-nyapu di sekitar kemaluan Andre. Melumat batang yang sudah tegak bagai besi tiang pancang dan megulumnya
dengan penuh nafsu. Tubuh Andre berguncang keras merasakan nikmatnya
cumbuan yang begitu lihai. Apalagi saat lidah Bi Eha mempermainkan biji
pelernya, kemudian melata-lata ke sekujur batang kemaluannya. Andre
merasakan bagian bawah perutnya berkedut-kedut akibat jilatan itu.
Bahkan saking enaknya, Andre merasa tak sanggup lagi menahan desakan
yang akan menyembur dari ujung moncong kemaluannya. Bi Eha rupanya
merasakan hal itu. Ia tak menginginkannya. Dengan cepat ia melepaskan
kulumannya dan langsung memencet pangkal batang kemaluan Andre sehingga
tidak langsung menyembur.Akh Bi.. kenapa? Tanya Andre bingung karena
barusan ia merasakan air maninya akan muncrat tapi tiba-tiba tidak
jadi.Nggak apa-apa. Tenang saja, Den. Biar tambah enak, jawabnya seraya
naik ke atas tubuh Andre. Dengan posisi jongkok dan kedua kaki
mengangkang, Bi Eha mengarahkan batang kontol Andre persis ke arah liang
mem*knya. Perlahan-lahan tubuh Bi Eha turun sambil memegang kontol
Andre yang sudah mulai masuk.Uugghh.. enak nggak Den? Aduuhh.. Bi Eha..
sedaapphh..! pekiknya. Andre merasakan batang kontolnya seperti disedot
liang mem*k Bi Eha. Terasa sekali kedutan-kedutannya. Ia lalu
menggerakan pantatnya naik turun. Konotlnya bergerak ceapt keluar masuk
liang nikmat itu. Bi Eha tak mau kalah. Pantatnya bergoyang ke
kanan-kiri mengimbangi tusukan kontol Andre.Auugghh Deenn..uueennaakk!
jerit Bi Eha seperti kesetanan.Terus Den, jangan berhenti. Ya tusuk ke
situ.. auughgg.. aakkhh.. Andre mempercepat gerakannya karena mulai
merasakan air maninya akan muncrat.Bi.. saya mau keluaarr.. Jeritnya.Iya
Den.. ayo.. keluarin aja. Bibi juga mau keluar.. ya terusshh.. oohh
teruss.. katanya tersengal-sengal. Andre mencoba bertahan sekuat tenaga
dan terus menggenjot liang mem*k Bi Eha dengan tusukan bertubi-tubi
sampai akhirnya kewalahan menghadapi goyangan pinggul wanita
berpengalaman ini. Badannya sampai terangkat ke atas dan sambil memeluk
tubuh Bi Eha erat-erat, Andre menyemburkan cairan kentalnya
berkali-kali.Crot.. croott.. crott!Aaakkhh.. Bi Eha juga mengalami
orgasme. Sekujur tubuhnya bergetar hebat dalam pelukan erat
Andre.Ooohh.. Deenn.. hebat sekali.. Kedua insan yang tengah lupa
daratan ini bergulingan di atas ranjang merasakan sisa-sisa akhir dari
kenikmatan ini. Nafas mereka tersengal-sengal. Peluh membasahi seluruh
tubuh mereka meski udara malam di luar cukup dingin. Nampak senyum Bi
Eha mengembang di bibirnya. Penuh dengan kepuasan. Ia melirik genit
kepada Andre.Gimana Den. Enak khan?Iya Bi, enak sekali, jawab Andre
seraya memeluk Bi Eha. Tangannya mencolek nakal ke buah dada Bi Eha yang
menggelantung persis di depan mukanya.Ih Aden nakal, katanya semakin
genit. Tangan Bi Eha kembali merayap ke arah batang kontol Andre yang
sudah lemas. Mengelus-elus perlahan hingga batang itu mulai
memperlihatkan kembali kehidupannya.Bibi isep lagi ya Den? Andre hanya
bisa mengangguk dan kembali merasakan hangatnya mulut Bi Eha ketika
mengulum kontolnya. Mereka kembali bercumbu tanpa mengenal waktu dan
baru berhenti ketika terdengar kokok ayam bersahutan. Andre meninggalkan
kamar Bi Eha dengan tubuh lunglai. Habis sudah tenaganya karena
bercinta semalaman. Tapi nampak wajahnya berseri-seri karena malam itu
ia sudah merasakan pengalaman yang luar biasa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar